Minggu, 28 Desember 2008

Digital Education's Mungkinkah ?

DIGITAL EDUCATION's mungkinkah ?

Berdasarkan berita dari berbagai media dan penjelasan dari instansi yang terkait dengan dunia pendidikan di Indonesia dapat diketahui bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari angka standar kelulusan yang masih sangat rendah yaitu dengan batas nilai rata-rata kelulusan 5,25 pada tahun 2009 dinaikan menjadi 5,50 ( berdasarkan kriteria kelulusan untuk SMP/MTs ). Angka tersebut walaupun ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ). Angka ini masih dibawah nilai rata-rata kebanyakan negara-negar di Asia. Untuk meningkatkan dan menjamin mutu pendidikan di Indonesia maka Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan ( LPMP ) antara lain menyelenggarakan program sertifikasi guru dalam jabatan melalui penyusunan portofolio, melalui jalur pendidikan profesi maupun Pendidikan Latihan profesi Guru ( PLPG ) bagi yang tidak lulus melalui jalur portofolio. Tujuanya adalah meningkatkan profesionalisme pendidik atau guru sesuai dengan amanat UU No 14 tahun 2005 tentangUndang-Undang Guru dan Dosen.

Mutu dan kualitas “ pendidikan di Indonesia yang masih rendah “ ( belum bermutu dan belum berkualitas ). Siapa yang dianggap paling bersalah ? Yang pertama, kali disalahkan adalah lembaga pendidikan yang menjadi penyelenggara pendidikan tertentu yaitu satuan pendidikan yang menghasilkan lulusan. Yang kedua, guru dianggap memiliki andil yang besar terhadap mutu lulusan dalam pendidikan di Indonesia, sehingga Departemen Pendidikan nasional memandang perlu untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya agar dapat memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.

Sebagai guru sekaligus sebagai pendidik sudah seharusnya menyambut program pemerintah dalam rangka peningkataan ( perbaikan ? ) mutu pendidikan dengan meningkatkan kualitas pengetahuan dan pengalaman baik melalui bacaan, seminar, diklat-diklat atau yang lainya agar tidak ketinggalan jaman di bidang intelektualitasnya. Salah satu alternatif yang bisa dijadikan media pengembangan kemampuan intelektual dan kompetensi pendidik adalah melalui layanan internet. Tetapi apakah itu mungkin ? karena tidak semua personal mau mengenalkan dirinya terhadap berbagai kemudahan yang ditawarkan melalui dunia maya untuk menambah pengetahuan, dengan satu kali klik saja maka jendela dunia sudah terbuka lebar.

Dari yang saya baca dan telusuri melalui internet, di beberapa negara yang sudah maju guru dengan mudah mengakses layanan yang sangat dibutuhkan guru atau calon guru seperti educationamerican.net. Job Search, serta berbagai layanan ebook sebagai refensi dan banyak sekali layanan non pemerintah yang berbicara tentang pendidikan pada umumnya dan tentang guru pada khususnya. Di Indonesia saya yakin sudah banyak terdapat layanan internet milik pemerintah seperti Depdiknas, Jardiknas dan yang lainya. Keberadaan layanan internet tersebut belum diketahui secara luas baik bagi guru maupun siswa karena tidak semua sekolah memiliki sarana untuk mengakses. Apabila semua sekolah sudah memiliki fasiltas yang memadai untuk itu maka bukan tidak mungkin Digital Education's ( Pendidikan secara Digital ) bisa dilaksanakan. Guru akan memiliki kelompok blog tentang guru sehingga dengan mudah bisa berkomunikasi dengan sesama guru untuk berbagi pengalaman. Semakin banyak pengalaman yang diperoleh baik yang dialami sendiri atau merupakan pengalaman orang lain akan sangat membantu terhadap bidang kerjanya. Mari kita coba untuk membentuk , ‘’ BLOGGURU’’ agar bisa saling bertukar pengalaman dan informasi melalui pendidikan secara digital ( Digital Education's ).

Salam hormat.

Kalau bukan guru yang BUAT , “ SAPA MANING


Tidak ada komentar: