Kamis, 01 Januari 2009

accesorized

KEJAR TERUS NILAI UNASKU TAMBAH BAGUS


Ujian Nasional ( UAN ) sering dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan satuan layanan pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sekolah yang prosentase kelulusanya tinggi ( diharapkan mencapai 100 % ) dianggap sebagai sekolah yang mampu memenuhi harapan masyarakat terutama orang tua /wali murid. Sekolah yang demikian akan selalu mendapat kepercayaan masyarakat sehingga pada saat penerimaan siswa baru jumlah pendaftar semakin bertambah banyak. Sebaliknya apabila suatu sekolah prosentase kelulusanya rendah ditambah nilai rata-rata mata pelajaran yang di ujikan secara nasional tidak memuaskan maka sekolah tersebut akan ditinggalkan oleh masyarakat orang tua yang mau menyekolahkan anaknya pada jenjang pendidikan yang setingkat lebih tinggi. Ini merupakan fenomena baru yang harus disikapi secara arif oleh pihak sekolah dan segenap komponen pendidikan dalam satuan pendidikan tertentu.
Sejak awal tahun pelajaran 2007/2008 SMP Negeri 2 Bobotsari mencoba membuat terobosan baru agar siswanya lebih siap untuk menghadapi ujian nasional baik secara mental maupun secara intelektual. Cara yang ditempuh “ salah satunya “ adalah dengan membentuk “KELOMPOK BELAJAR ( KEJAR )” di sekitar tempat tinggal siswa yang rumahnya saling berdekatan. Dalam satu kelompok yang radius tempat tinggalnya antara siswa satu dengan siswa lainya kurang lebih 100 -200 meter dibentuk satu kelompok belajar, bisa per dukuh/kampung. Setiap kelompok belajar terdiri dari 10 siswa tergantung jumlah siswa yang ada di lingkunganya tetapi dibatasi paling banyak 12 siswa. Masing-masing kelompok diberi nominasi dengan nomor/nama kelompok sebagai identitas . Ini dilakukan untuk mempermudah sistem administrasi dan pengawasan, sebagai tindak lanjut pembentukan kelompok belajar.
Pada tahun pelajaran 2007/2008 jumlah siswa kelas IX SMP N 2 Bobotsari ada 208 siswa yang terbagi dalam 19 kelompok belajar. Tiap kelompok belajar dibimbing oleh satu orang guru yang bertugas untuk menunggu, membimbing, dan memastikan bahwa kelompok belajar tersebut melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Kegiatan belajar kelompok diadakan dua kali dalam satu minggu khusus untuk 4 mata pelajaran yang diujikan secara nasional yaitu pada hari selasa dan hari jum’at . Jadwal kegiatan belajar hari selasa untuk mata pelajaran IPA dan Bahasa Inggris sedang hari Jum’at untuk mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.
Kegiatan kelompok belajar ini dimulai pada akhir bulan September 2007 dan berakhir bulan April 2008. Untuk menghindari kejenuhan maka tempatnya selalu berpindah-pindah secara bergiliran. Ternyata kelompok belajar yang diterapkan oleh SMP N 2 Bobotsari mampu membangun kemauan dan minat belajar siswa yang selama ini dapat diidentifikasi bahwa hasil belajar siswa yang rendah dikarenakan siswa kurang atau tidak pernah belajar di rumah. Mereka belajar hanya di sekolah pada pagi hari setelah itu mereka bebas melakukan apa saja. Dengan kelompok belajar diharapkan siswa dapat melatih diri untuk membiasakan diri belajar di rumah dengan diawali dalam kegiatan kelompok belajar.
Dampak dari kegiatan yang dilakukan oleh SMP Negeri 2 Bobotasari ternyata cukup signifikan dilihat dari angka kelulusan. Pada tahun 2006/2007 angka kelulusan 84,59 % sedangkan pada tahun pelajaran 2007/2008 naik menjadi 97,88 %. Kenaikan prosentase lulusan jelas bukan hanya karena kegiatan kelompok belajar tetapi juga karena faktor lain yang dilakukan sejalan dengan kelompok belajar. Namun demikian kegiatan Kelompok belajar terus dilaksanakan pada tahun pelajaran 2008/2009 dengan jumlah kelompok belajar bertambah menjadi 24 dari 243 jumlah siswa kelas IX. Harapanya adalah angka kelulusan bertambah bagus sehingga masyarakat semakin percaya terhadap SMP Negeri 2 Bobotsari. Mudah-mudahan usaha keras dan tak pernah mengenal lelah semua komponen pendidikan SMP Negeri 2 Bobotsari tidak sia-sia dan selalu mendapat dukungan dari orang tua pada khususnya dan instansi terkait yang berwenang untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap satuan layanan pendidikan.

Ada yang mau mencoba ? syaratnya adalah ...... sekolah kampung dan sekolah pucuk gunung !
IYA MBOK KAYA KUWE TOLI ???