Selasa, 30 Desember 2008

accesorize

APA ITU DEFINISI BELAJAR DAN TEORI BELAJAR

Windya Shinya kelas VIII SMP N 2 Bobotsari berusaha belajar apa saja. Saat gambar ini diambil sedang mengikuti Jambore Kwarcab 21-23 Desember 2008 di Buper Munjul Luhur desa wisata Karang Banjar Purbalingga.

A. Definisi Belajar
Belajar merupakan istilah yang sering didengar sejak seseorang masih bayi, memasuki masa kanak-kanak dan masa sekolah. Belajar berbicara, belajar berjalan dan sebagainya. Dalam dunia pendidikan banyak sekali pengertian atau definisi belajar secara khusus.Ada beberapa definisi tentang belajar, antara lain dapat diuraikan sebagai berikut : ( Sardiman AM, 2000 ) :
1. Cronbach memberikan definisi : “ Learning is shown by change in behavior as a result of experience “ ( Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman ).
2. Harold spears memberikan batasan: “ Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction “ ( Belajar adalah dilakukan dengan mengamati, membaca, menirukan, mencoba, mendengarkan, mengikuti petunjuk dan pengarahan ).
3. Geoch, mengatakan : “ Learning is a change in performance as a result of practice “ ( Belajar adalah perubahan penampilan sebagai hasil praktik ).
Menurut Gagne belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Lebih lanjut menurut Gagne, setiap kegiatan belajar terdiri atas empat fase yang terjadi secara berurutan yaitu :
Pertama. Fase Aprehensi ( apprehention phase ). Pada fase ini siswa menyadari adanya stimulus yang terkait dengan kegiatan belajar yang akan ia lakukan. Dalam pelajaran IPS, stimulus tersebut bisa berupa materi pelajaran yang terletak pada halaman sebuah buku, latihan soal pada lembar Kerja siswa yang diberikan oleh guru sebagai pekerjaan rumah atau bisa alat peraga yang berguna untuk pemahaman konsep tertentu. Pada fase ini siswa melakukan pencermatan terhadap stimulus tersebut antara lain dengan mencermati ciri-ciri dari stimulus tersebut dan mengamati hal-hal yang ia anggap menarik atau penting.
Kedua. Fase akuisisi ( acquisition phase ). Pada fase ini siswa melakukan akuisisi ( pemerolehan, penyerapan internalisasi ) terhadap berbagai fakta ketrampilan, konsep atau prinsip yang menjadi sasaran dari kegiatan belajar tersebut ).
Ketiga. Fase penyimpanan ( storage phase ). Pada fase ini siswa menyimpan hasil-hasil; kegiatan belajar yang ia diperoleh dalam ingatan jangka pendek ( short-term memory ) dan ingatan jangka panjang ( long-term memory ) .
Keempat. Fase pemanggilan ( retrieval phase ). Pada fase ini siswa berusaha memanggil kembali hasil-hasil dari kegiatan belajar yang telah ia peroleh dan telah ia simpan dalam ingatan, baik itu yang menyangkut fakta, keterampilan konsep maupun prinsip. ( materi Pelatihan Terintegrasi Matematika buku 2, 2005 :14 ).
Menurut Gagne kegiatan belajar manusia dapat dibedakan atas delapan jenis dari jenis belajar yang paling sederhana, yaitu belajar isyarat ( signal learning ) sampai jenis belajar yang paling kompleks, yaitu pemecahan masalah ( problem solving ). Kedelapan jenis belajar itu adalah : belajar isyarat ( signal learning ), belajar stimulus ( stimulus-response learning ), rangkaian gerak ( chaining ), rangkaian verbal ( verbal association ), belajar membedakan ( discrimination learning ), belajar konsep ( concept learning ), belajar aturan ( rule learning ) dan pemecahan masalah ( problem solving ).
Pertama. Belajar isyarat ( signal learning ). Belajar isyarat ( signal learning ) adalah kegiatan yang terjadi secara tidak disadari sebagai akibat dari adanya suatu stimulus tertentu.
Kedua. Belajar stimulus ( stimulus-response learning ). Belajar stimulus ( stimulus-response learning ) adalah kegiatan belajar yang terjadi secara disadari yang berupa dilakukanya suatu kegiatan fisik sebagai reaksi atas adanya suatu stimulus tertentu. Kegiatan fisik yang dilakukan tersebut adalah kegiatan fisik yang dimasa lalu memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi orang yang bersangkutan.
Ketiga. Rangkaian gerak ( chaining ). Rangkaian gerak ( chaining ) merupakan kegiatan yang terdiri atas dua gerakan fisik atau lebih yang dirangkai menjadi satu secara berurutan dalam upaya dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Keempat. Rangkaian verbal ( verbal association ). Rangkaian verbal ( verbal association ) merupakan kegiatan merangkai kata-kata atau kalimat-kalimat dengan objek-objek tertentu.
Kelima. Belajar membedakan ( discrimination learning ). Belajar membedakan ( discrimination learning ) merupakan kegiatan mengamati perbedaan antara sesuatu objek yang satu dengan objek yang lain.
Keenam. Belajar konsep ( concept learning ). Belajar konsep ( concept learning ) adalah kegiatan mengenali sifat yang sama yang terdapat pada berbagai objek atau peristiwa dan kemudian memperlakukan objek-objek atau perisiwa-peristiwa itu sebagai suatu kelas disebabkan oleh adanya adanya sifat yang sama tersebut .
Ketujuh. Belajar aturan ( rule learning ). Aturan adalah pernyataan yang memberikan petunjuk kepada individu bagaimana harus bertindak dalam menghadapi situasi-situasi tertentu. Belajar aturan (rule learning ) adalah kegiatan memahami pernyataan-penyataan dan sekaligus menggunakannya pada situasi-situasi yang sesuai.
Kedelapan. Pemecahan masalah ( problem solving ). Pemecahan masalah ( problem solving ). Merupakan kegiatan belajar yang paling kompleks. Untuk dapat memecahkan suatu masalah seseorang memerlukan pengetahuan-pengetahuan dan kemampuan-kemampuan yang ada kaitanya dengan masalah tersebut. Pengetahuan-pengetahuan dan kemampuan-kemampuan itu harus diramu dan diolah secara kreatif dalam rangka memecahkan masalah yang bersangkutan. ( Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika buku 2, 2005 ; 16 ).
Ada pula yang mendefinisikan : Belajar adalah berubah ( NKK, 1979 ). Dalam hal ini yang dimaksud belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Sehingga belajar akan membawa perubahan pada individu-individu yang belajar. Belajar menempatkan seseorang dari status abilitas yang satu ke tingkat abilitas yang lain.
Mengenai perubahan status abilitas itu, menurut Bloom, meliputi tiga ranah/matra, yaitu : matra kognitif, afektif dan psikomotorik. Masing-masing matra atau domain ini di rinci lagi menjadi beberapa jangkauan kemampuan ( level of competency ). Rincian ini dapat disebutkan sebagai berikut ( Materi Pelatihan Terintegrasi Pengetahuan Sosial, buku 1 : 12 ) :


1. Cognitive domain
a. Knowledge ( pengetahuan, ingatan )
b. Comprehension ( pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh )
c. Application ( menerapkan )
d. Analysis ( menguraikan, menentukan hubungan )
e. Synthesis ( mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru )
f. Evaluation ( menilai ).
2. Affective domain :
a. Receiving ( sikap menerima )
b. Responding ( memberikan response )
c. Valuing ( nilai )
d. Organization ( organisasi )
e. Characterization ( karakterisasi )
3. Psychomotor domain :
a. Initiatory level ( tahap mulai melakukan )
b. Pre – routine level ( tahap dapat melakukan dengan benar )
c. Routinesized level ( terampil dan menjadi kebiasaan melakukan dengan benar ).
Dalam kaitanya dengan belajar, UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis belajar yang dikenal sebagai empat pilar dalam kegiatan belajar ( A. Suhaenah Suparno, 2000 ) :
1. Learning to know
Pada Learning to know ini terkandung makna bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga aspek : apa yang dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.
2. Learning to do
Hal ini dikaitkan dengan dunia kerja, membantu seseorang mampu mempersiapkan diri untuk bekerja atau mencari nafkah. Jadi dalam hal ini menekankan perkembangan ketrampilan untuk yang berhubungan dengan dunia kerja.
3. Learning to live together
Belajar ini ditekankan seseorang/pihak yang belajar mampu hidup bersama, dengan memahami orang lain, sejarahnya, budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orang lain secara harmonis.
4. Learning to be
Belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi insani secara maksimal. Setiap individu didorong untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dengan learning to be seseorang akan mengenal jati diri, memahami kemampuan dan kelemahanya dengan kompetensi-kompetensinya akan membangun pribadi secara utuh.

B. Teori Belajar
Secara teoritik, mengenai teori belajar dan pendekatan pembelajaran itu sebenarnya tidak jauh berbeda. Namun pada tulisan ini dibagi menjadi teori belajar dan pendekatan pembelajaran. Teori belajar lebih menekankan pendekatan psikologis. Sedangkan pendekatan pembelajaran lebih umum dalam proses pembinaan dan peningkatan kualitas, dan ada unsur interaksi dengan yang lain/lingkungan.
Pada mulanya teori-teori belajar dikembangan oleh para ahli psikologi dan tidak dicobakan secara langsung pada manusia di sekolah, melainkan menggunakan percobaan dengan binatang. Mereka beranggapan bahwa hasil percobaanya akan dapat diterapkan pada proses belajar mengajar untuk manusia. Teori-teori ini kemudian berkembang pada suatu stadium yang berdasar atas prinsip conditioning , yakni pembentukan hubungan antara stimulus dan respon ( sardiman AM, 2000 ).
1. Teori Belajar Menurut Jiwa daya
Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya ( Witherington, 1982 ). Masing-masing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi fungsinya. Untuk melatih suatu daya itu dapat dipergunakan berbagai cara atau bahan. Sebagai contoh untuk melatih daya ingat dalam belajar misal dengan menghafal kata-kata atau angka, atau istilah asing. Pelajaran IPS memiliki karakteristik yang mengharuskan siswa banyak membaca dan menghapal agar selaput otak meyelin terasah untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Oleh karena itu siswa perlu diberi tugas dengan mengerjakan latihan soal sebanyak-banyaknya.
2. Teori Belajar Menurut Jiwa Gestalt
Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian/unsur. Terkait dengan ini sehingga dalam kegiatan belajar sebenarnya bermula dari pengamatan. Pengamatan itu penting dilakukan secara menyeluruh.
Menurut aliran teori belajar Ilmu Jiwa Gestalt, seorang belajar jika mendapatkan insight ( pengertian atau pemahaman ). Insight ini diperoleh seseorang melihat hubungan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu. Adapun timbulnya Insight itu tergantung ( Materi Pelatihan Trintegrasi Pengtahuan Sosial, buku 1 : 13 ) :
a. Kesanggupan : Maksudnya kesanggupan atau kemampuan intelgensia individu.
b. Pengalaman : Karena belajar, berarti akan mendapatkan pengalaman dan pengalaman itu mempermudah muculnya insight.
c. Taraf Kompleksitas : Semakin kompleks semakin sulit.
d. Latihan : Dengan banyak latihan akan dapat mempertinggi kesanggupan memperoleh insight , dalam situasi-situasi yang bersamaan yang dilatih.
e. Trial and error : Sering seseorang itu tidak dapat memecahkan suatu masalah. Baru setelah mengadakan percobaan-percobaan, seseorang itu dapat menemukan hubungan berbagai unsur dalam problem itu, sehingga akhirnya menemukan insight.
Dari aliran Ilmu Jiwa Gestalt ini memberikan beberapa prinsip belajar yang penting , antara lain :
1). Manusia bereaksi dengan lingkunganya secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya.
2). Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
3). Manusia berkembang secara keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
4). Belajar adalah perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih luas.
5). Belajar hanya berhasil apabila dicapai kematangan untuk memperoleh insight.
6). Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi memberi dorongan yang menggerakan seluruh organisme.
7). Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
8). Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan suatu ibarat suatu bejana yang diisi.
3. Teori Asosiasi
Ilmu Jiwa Asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Dari aliran ini ada dua teori yang sangat terkenal, yakni : Teori Konektionisme dari Throndike dan Teori Conditioning dari Pavlov ( Materi Pelatihan Trintegrasi Pengtahuan Sosial, buku 1 : 13 ) :
4. Teori Konektionisme
Menurut Throndike dasar dari belajar itu adalah asoiasi antara kesan panca indra ( sense impresion ) dengan impuls untuk bertindak ( impuls to action ). Asosiasi yang demikian dinamakan connecting. Dengan kata lain belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, antara aksi dan reaksi. Antara stimulus ini akan terjadi hubungan yang erat kalau dilatih. Berkat latihan yang terus menerus, hubungan antara stimulus dan respon itu akan menjadi terbiasa, otomatis.
a. Teori Conditioning
Seseorang akan melakukan sesuatu kebiasaan karena adanya suatu tanda. Misalnya anak sekolah mendengar lonceng, kemudian berkumpul.
b. Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu merupakan konstruksi ( bentukan ) kita sendiri. Von Glaserveld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan. Pengetahuan bukan gambaran dari dunia kenyataan yang ada, tetapi pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.
Menurut pandangan dan teori konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif dari si subyek belajar untuk mengkonstruksi makna, sesuatu entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik, dan lain-lain. Belajar merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertianya menjadi berkembang.
Dari beberapa pengertian tentang belajar dan teori belajar, belajar mencakup adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman yang diperoleh melalui fase-fase tertentu. Belajar dimulai dari jenis yang sederhana, yaitu belajar isyarat ( signal learning ) sampai jenis belajar yang paling kompleks ( problem solving ). Belajar sebagai perubahan tingkah laku harus mencakup tiga matra yaitu : kognitif, afektif dan psikimotor. Siswa sebagai subyek belajar harus aktif karena belajar merupakan suatu proses. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi memberi dorongan yang menggerakkan siswa, dan belajar harus memiliki tujuan, tanpa tujuan yang jelas belajar tidak akan mendapatkan keberhasilan.